14 Februari 2010

Pijatan Pasutri


Jemilia, dalam buku The Lovers' Guide, The Art of
Better Lovemaking (1992) yang ditulis Dr. Andrew Stanway, konsultan kenamaan dari Australia bersaksi bahwa dengan pijat ia bisa melepaskan segala kepenatan dan ketegangannya setelah seharian sibuk beraktivitas. Setelah kondisi tubuhnya segar kembali, ia siap melalui malam dengan istirahat,agar esok hari bisa kembali menjalani kegiatan di tengah kehidupan masyarakat modern yang penuh tekanan.

Nah, sebagaimana Jemilia, pengalaman saya sendiri bersama isteri terkasih, pijatan memang "amboi". Praktis, tanpa biaya dan ...... mampu menambah kemesraan. Bagi yang masih pengantin, ini sebagai media penghapus rasa malu/canggung. Bagi pasutri lama, percayalah pijatan yang pelan dan 'tepat waktu dan tepat sasaran' akan merawat rasa kasih sayang. Ceilah!. Perlu diteliti lebih jauh apakah pijatan dapat menyalurkan 'energi cinta dan obat' dari seorang suami kepada isterinya atau sebaliknya?. Bagi kami, yang kurasakan memang seperti itu. Tapi, jangan salah alamat, ini khusus buat yang sudah menikah lho!

beranda esa kepada semua: Setahun di Kemenpora

beranda esa kepada semua: Setahun di Kemenpora

Kemenegpora - Kemenpora


Awal Maret 2009, daku resmi bertugas di Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga (Pada Kabinet Indonesia Bersatu II, lembaga ini berubah menjadi Kementerian Pemuda dan Olahraga/Kemenpora). So, hampir setahun ya hingga Februari 2010 ini...

Tentu tak sedikit pengalaman baru yang kuperoleh di kantor baru ini. Fyi, tepatnya saya turut mendukung pelaksanaan tugas-tugas pada Asisten Deputi Pengembangan Sumber Daya Pemuda dan Hubungan Internasional. Namanya juga mengurus aktifitas pemuda di level nasional dan internasional, alhamdulillah sudah banyak pelosok yang terjelajah : Jogja, Bandung, Ternate (Maluku Utara), Medan, Garut, Anyer (Banten), Palangka Raya (Kalteng), Damaskus (Suriah), Cairo (Mesir), Puerto Princesa (Philippines), dan Nanning-Guang Zhou (Cina).

Pak Andi Alfian Mallarangeng, Menpora yang baru pun telah mengusung program-program baru, antara lain revitalisasi Pramuka. Program ini akan kembali dipoles semakin berkilau agar menarik minat pemuda. Kwartir Nasional Pramuka tentu akan diajak berkolaborasi. Tantangannya adalah bagaimana pemuda berusia 16 - 30 tahun (termasuk pelajar)akan terlibat secara aktif dalam menyemarakkan aktifitas pramuka. Bukan hal yang ringan di tengah-tengah gempuran hingar bingar dunia pemuda masa kini yang sarat dengan aneka permainan. Lain dulu, lain sekarang memang .... Kita tunggu saja aktifitas Kemenpora untuk lima tahun ke depan ...