21 Agustus 2008

Sekolah Menengah Kejuruan


"Ya Mas siap", demikian SMS Dr. Joko Sutrisno, Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan SMK), Ditjen Manajemen Dikdasmen, Depdiknas. SMS beliau sebagai respon atas SMS saya, "Ass. Yth Bapak/Ibu Pegelola Pendidikan/Pemuda, semoga momen 17 Agustus menjadi momentum emas mengawal dana berlimpah thn depan utk 'Education for All' scr cerdas dan amanah, amin ...(esa)". Memang SMS itu saya kirimkan, 17 Agustus 2008 pagi, ke sejumlah pejabat di republik ini yang hari-harinya mengurus pendidikan, salah satunya Pak Joko.

Mau tak mau Pak Joko memang harus siap. Apalagi gagasan idealis dan prestisius Depdiknas ke depan memang antara lain mengembangkan SMK, siswa SMK : SMA = 70% : 30% pada 2015. Pak Mendiknas sendiri, Prof. Bambang Sudibyo memang sempat hampir pingsan begitu mendengar kalau alokasi pendidikan akan dinaikkan sebesar 20% dari RAPBN 2009. Walaupun kata pak menteri itu hanya 'kelakar' saja tapi cukup menjadi representasi perasaan banyak orang tentang keterkejutan sekaligus kegembiraan. Terkejut, karena tak dinyana secepat itu datangnya keputusan seorang SBY, selang dua hari setelah Mahkamah Konstitusi mengultimatum pemerintah untuk mengalokasikan anggaran pendidikan sebesar minimal 20% pada RAPBN 2009. Gembira, karena serta merta saja terbentang sejumlah program yang dapat direalisasikan, termasuk pengembangan SMK itu.

Karena SMK adalah milik kita semua, maklum lembaga pendidikan pendidikan formal ini dihajatkan untuk kepentingan publik. Kata 'milik' barangkali akan makin bermakna bagi Anda siswa/alumni SMK, kepala/guru/stafpelaksana/pengawas/komite SMK, Kasi SMK pada Dinas Pendidikan, dunia usaha/industri, LPTK Kejuruan, kepala/widyaiswara/staf pelaksana P4TK/LPMP, dll. Kalau Anda berminat lebih jauh tentang fenomena SMK, silakan klik www.ditpsmk.net .

Kalimat-kalimat kunci yang saya suguhkan tentang pengembangan SMK di tanah air antara lain :

1. "Terlalu muda untuk melatihkan kejuruan kepada anak usia 16 - 18 tahun. Bidang 'kejuruan' atau 'vocational' harusnya diadakan setelah sekolah menengah alias sejajar dengan perguruan tinggi, seperti diploma atau college atawa polytechnic", begitu pendapat rata-rata para pakar di sejumlah negara maju. Nah, kalau begitu SMK kita memang ditantang untuk membuat program terobosan yang bagus sekaligus digandrungi kaum remaja.
2. Ada kolaborasi Depdiknas, Pemprov, Pemkab/Pemko dalam penyusunan proyeksi pengembangan SMK, lengkap dengan prediksi penampungan lulusan, penajaman kewirausahaan lulusan dan resiko pengadaan biaya sharing-nya. Semuanya mesti berdasarkan data dan fakta mutakhir yang berasal dari kelurahan dan kecamatan untuk di-cross check dengan data dan fakta di Dinas Pendidikan/BPS.
3. Bagaimana cara memperoleh guru-guru kejuruan yang baru dan profesional sesuai spesialisasi/bidang keahlian yang dibutuhkan di SMK lama (mengganti yang pensiun) dan SMK baru di seluruh pelosok secara efektif?
4. Bagaimana kalau ternyata pertumbuhan dunia usaha/industri penampung lulusan bergerak lamban?

11 Agustus 2008

Diklat ToT by MCPM AIBEP







Tanggal 2 - 10 Agustus 2008, bersama 3 orang pengawas SLTP-SM dan seorang pejabat struktural pada Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya telah kuikuti Training of Trainer Seri I program Whole School Development and Whole District Development se-Kalimantan Tengah di Hotel Hawaii Palangka Raya. Ada beberapa kabupaten yang diundang dalam hal mana setiap kabupaten diminta 5 orang calon pelatih untuk tingkat Kota/kabupaten.

Pada bulan Oktober 2008 selama seminggu akan dilatih kembali para peserta pelatihan sekarang sebelum diterjunkan untuk melatih personil tertentu di sekolah-sekolah yang baru dibangun dengan dana grant/hibah dari pemerintah Australia. Personil dimaksud adalah kasek, seorang guru, pengawas,komite sekolah dan perwakilan orang tua siswa.

Ada 16 materi pelatihan yang diikuti secara teoritis, praktis. Ada diskusi kelompok, pleno dan presentasi individual juga. Yang paling menarik adalah outbond. Lho? Soalnya baru sekarang ini ikut kegiatannya walau 'denger' istilahnya sih sudah lama. Foto outbond dan yang lainnya ya ..... seperti di atas itu. Asyiiiiiik lho!

Terus kalau MCPM AIBEP? Managing Contractor Program Management - Australia Indonesia Basic Education Program (MCPM-AIBEP) is to support system-wide capacity development related to improving quality assurance and governance and accountability systems and focus to support on working with Ministry of National Education (MONE) and Ministry of Religious Affairs (MORA).

Lebih jauh tentang hakikat program ini bisa diklik di sini dan di sini

09 Agustus 2008

Posisi .....



Posisi? Posisi apa sih? Ya, kalau diartikan sederhana bisa berarti tempat keberadaan sesuatu. Dapat berarti juga kedudukan. Atau letak sesuatu. Atau ..... masih banyak lagi maknanya.

Pada 'booming' pilkada/pilpres dewasa ini, kata 'posisi' menjadi begitu sakti. Ia dikejar oleh siapapun dengan motivasi apapun untuk yang namanya kekuasaan. Karena itu partai politik tiba-tiba saja menjamur dimana-mana sebab diyakini akan menjadi kendaraan super ajaib yang akan merubah nasib penumpangnya .... wush .... menjadi apapun yang diinginkan jika ... kekuasaan teraih. Artinya jika seseorang bisa meraih posisi bupati/walikota, gubernur, dan presiden maka dia bisa memainkan kata-kata 'sim salabim'. Bahkan hebatnya, seseorang yang berhasil meraih posisi puncak,akibat menang dalam pilkada/pilpres, akan dapat menarik banyak konco-konco tim suksesnya untuk bersama-sama menikmati kemenangan itu.

So, begitulah posisi diperebutkan banyak orang. Masalahnya, jika posisi itu ditaklukkan dengan keluar uang bejibun maka logikanya uang itu harus kembali. Sebaliknya jika posisi itu diraih dengan uang yang relatif sedikit maka boleh jadi si peraih kekuasaan tak begitu terayu nafsu untuk mengeruk uang sebanyak-banyaknya. Apa iyyyaaa begitu? Semuanya sih bergantung pada 'kapstok' (baca: pengendalian nafsunya).

Apapun memang tergantung sang niat. Kalau niatnya mulia, insya Allah kalbunya selalu teringat dengan niat itu - selama niatnya ikhlas dan selalu bersama kerumunan orang-orang 'baik' - untuk memikirkan nasib orang banyak yang kebanyakan belum tentu makan banyak alias hidup serba pas-pasan. Ya pas secara ekonomi, secara wawasan/pendidikan. Pas juga dari sisi pergaulan sehingga akses sosialnya terbatas. Begitulah akhirnya posisi akan dipertaruhkan untuk yang namanya empati dan simpati terhadap kehidupan masyarakat kelas menengah ke bawah. Kalau ingat kelas menengah ke bawah maka - walau mungkin pelu dikaji lebih jauh - otomatis akan turut mengangkat harkat hidup yang menengah ke atas. Kok bisa? Ya sebab kebutuhan primer orang 'bawah'(sandang dan pangan) bukankah juga dibutuhkan oleh orang 'atas'. Sebaliknya barang-barang mewah yang dikonsumsi orang 'atas' belum tentu akan bisa serta merta mampu dimiliki oleh 'orang bawah'.

Andai niat untuk meraih posisi itu semata-mata untuk pamer/kesombongan, cari duit dan aneka kenikmatan duniawi lainnya maka tentu ujung-ujungnya akan bisa ditebak. Dan kita pun barangkali akan dengan kasat mata melihat hal itu di sekitar kita. Betapa usai menikmati kursi hangat alias empuk bukan main, seseorang akan menikmati kursi panas yang bisa bikin pantat kebakaran.

Posisi itu pasti sedang kita tempati karena ia bukan cuma hadir di tataran ihwal politik praktis. Seorang karyawan, pengangguran, ibu rumah tangga, wartawan, tentara, ketua RW, pedagang, guru, birokrat dsb ...... adalah posisi juga.

Selamat menikmati posisi itu .... enjoy saja .... Eh, siapa tahu dalam minggu-minggu ini pun saya akan punya posisi baru. Ya Rabbi .... tempatkanlah hamba-Mu pada posisi yang senantiasa mengusung kebenaran menurut-Mu. Amin ....

Palangka Raya, pukul 22.25.
(Sengaja ditulis untuk penikmat setia blog ini, maaf agak telat nulis. Maklum sedang ikut diklat)