30 September 2008

Empek-empek



Selamat Hari Raya Idul Fitri 1429 H. Mohon maaf lahir dan bathin. Semoga Allah SWT meridhai semua amal ibadah kita dan insya Allah akan sempat menghaturkan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1430 H.

Untuk memuliakan kerabat dan tamu, silakan dihidangkan dua makanan Palembang dengan resep berikut. Selamat mencicipi .... (ternyata empek-empek dari ikan tongkol putih echo juga lhoooo .... so ndak mesti dari ikan tenggiri!)

RESEP EMPEK-EMPEK “NESA”

A. Bahan

1. Empek-empek
a. Daging ikan tenggiri atau tongkol putih (bersih,
sudah dihaluskan) ½ kg
b. Daging udang (bersih, sudah dihaluskan) ¼ kg
c. Bawang putih 5 siung
d. Garam 2 sendok teh penuh
e. Penyedap rasa secukupnya
f. Tepung kanji 500 gr
g. Tepung maizena 250 gr
h. Air 1¼ gelas
i. Minyak goreng secukupnya

2. Kuah Cuko
a. Cabe merah 5 buah
b. Bawang putih 3 siung besar
c. Gula merah 1 gandu
d. Asam kamal secukupnya
e. Garam secukupnya
f. Penyedap rasa secukupnya
g. Timun cincang secukupnya

B. Cara memasak

1. Empek-empek
a. Daging ikan dan udang serta bawang putih diblender dengan 1¼ gelas air
b. Tepung kanji dicampur dengan tepung maizena dalam baskom lalu masukkan ikan yang
sudah halus dan bumbu (bawang putih, penyedap rasa, garam).
c. Uleni adonan sampai menjadi adonan yang rata dan kalis
d. Siapkan air mendidih yang sudah diberi minyak goreng + 3 sendok makan
e. Masukkan adonan yang sudah dibentuk sesuai selera (lonjor, segi tiga isi tahu,
kapal selam isi telur) ke dalam air mendidih, rebus sampai adonan terapung lalu
diangkat.

2. Kuah
a. Cabe dan bawang dihaluskan
b. Masukkan ke dalam rebusan air gula dan asam
c. Masukkan garam dan penyedap rasa, diaduk sampai mendidih
d. Dicicip sampai terasa paduan rasa asam, manis, asin, gurih. Kalau kurang pedas bisa ditambah lagi cabenya)

C. Untuk menghidangkan
1. Empek-empek digoreng dalam minyak panas sampai kuning merata
2. Empek-empek dipotong-potong, dimasukkan ke dalam piring/mangkok
3. Tambahkan kuahnya dan taburi dengan irisan timun atau mie. Insya Allah
seddddaaaaaap dan selamat mencoba.

Palangka Raya, ba’da dzuhur akhir Ramadhan 1429 H.

Tekwan



Sssssst .... ini fakta alias bukan gosip. Ketika berlebaran di Damaskus, isteri terkasih menghidangkan tekwan untuk para tamu kami. Sambutannya ternyata luar biasa. Tiap lebaran selalu saja mereka 'nyari' tekwan. Silakan mencoba biar tamu makin senang dan ....... suami makin sayangngng ..... he he ....

RESEP TEKWAN “NESA”

A. Bahan :
1. Daging ikan tenggiri/pipih/belida (bersih) 1 kg
2. Daging udang bersih ½ kg
3. Tepung kanji 10 sendok makan
4. Putih Telur 2 butir
5. Bawang merah (untuk bumbu dan bawang goreng) secukupnya
6. Bawang putih secukupnya
7. Penyedap rasa (rasa sea food) secukupnya
8. Baking powder 1 sendok makan
9. Jamur kuping secukupnya
10. Sedap malam secukupnya
11. Bengkoang secukupnya
12. Soun cina secukupnya
13. Jahe secukupnya
14. Garam secukupnya
15. Merica secukupnya

B. Cara memasak
1. Adonan tekwan
a. Daging ikan dan daging udang dihaluskan
b. Bumbu (bawang merah dan bawang putih) dihaluskan
c. Campurkan daging yang telah halus, bumbu dan telur dengan sedikit air dan aduk sampai menjadi adonan yang kalis
d. Masukkan adonan (dengan bentuk sesuai selera, bulat-bulat kecil atau dibentuk
dengan garpu) ke dalam air mendidih sampai terapung
e. Angkat tekwan yang terapung, siap dihidangkan dengan kuah dan ‘pelengkap’

2. Kuah tekwan
a. Kulit dan kepala udang serta tulang ikan dicuci bersih
b. Rebus selama kurang lebih 3 jam dengan api kecil sampai ke luar aromanya lalu
disaring
c. Bumbu (bawang merah, bawang putih, jahe, merica, penyedap rasa,
garam)dihaluskan dan ditumis sampai harum lalu masukkan ke dalam air kaldu yang
mendidih.
d. Masukkan irisan daun bawang dan bawang goreng ke dalam air kaldu yang telah siap
e. Air kaldu/kuah yang sudah siap hidang ini dapat dibuat sesuai keperluan

3. Pelengkap tekwan
a. Jamur kuping direndam di air hingga lunak lalu dipotong-potong
b. Sedap malam (dibuang benang sarinya agar tak pahit) lalu diikat dan direndam di
air
c. Bengkoang dipotong panjang-panjang berbentuk balok
d. Soun cina direndam lalu digunting berukuran pendek-pendek

C. Untuk menghidangkan
1. Jamur kuping, sedap malam dan bengkoang dimasukkan ke dalam air kuah tekwan yang mendidih lalu diamkan beberapa menit
2. Masukkan ke dalam mangkok berturut-turut: soun, tekwan, kuah tekwan, daun
bawang dan taburi dengan bawang goreng diatasnya
3. Bagi yang senang pedas silakan tambahkan sambal botol atau sambal cabe rawit
4. Sebagai garnis boleh juga ditambahkan irisan wortel berbentuk bunga (atau berbentuk orang utan ha ha ha .... bodor ah alias just joke/canda …… atawa heureuy ketang).
5. Insya Allah nickckmaaaaaat pisan euy! Apalagi disantapnya panas-panas and gratis lagi.

Palangka Raya, ba’da dzhuhur akhir Ramadhan 1429 H.

24 September 2008

Prof. Arief Rachman calon Mendiknas 2009-2014?


Bismillaah, dengan niat turut mendukung kesuksesan pendidikan Indonesia, walau pasti ada pro dan kontra, saya menyodorkan wacana sebagaimana judul tulisan di atas.

Selain Prof. Bambang Sudibyo yang sekarang masih menjabat Mendiknas dengan segala kesuksesan beliau dalam mengelola pendidikan, figur Prof. Arief Rachman sangat layak untuk menduduki posisi amat strategis dan "challenging" tersebut.

Mengapa? Ada beberapa alasan untuk mengusung tokoh pendidikan Indonesia kelahiran Malang, 19 Juni 1942 ini:

1. Pernah menjadi guru dan Kepala Sekolah setingkat SMA sehingga aroma suasana dan denyut sehari-hari pendidikan dasar dan menengah telah beliau rasakan dengan segala pernak-perniknya. Kita tahu beliau amat sukses memimpin SMA Lab School, sekaligus juga dalam mengkader penggantinya sebagai salah satu ciri keberhasilan seorang pemimpin . Ini sangat penting sebagai 'best experiences' dalam pengambilan kebijakan secara nasional.

2. Berwawasan internasional apalagi beliau hingga saat ini masih menjabat sebagai Ketua Harian Komite Nasional Indonesia untuk UNESCO (KNIU). Pada tataran global, Indonesia harus tegak berdiri, penuh self confidence. Secara pasti Indonesia perlu mengurangi ketergantungan pinjaman dari luar negeri termasuk loan untuk pendidikan tanpa berarti mengurangi sedikitpun makna 'learning to live together'. Sebagai negara muslim terbesar di dunia, Indonesia harus menjadi contoh bagi masyarakat dunia dalam segala hal.

3. Pernah bolak-balik masuk tahanan pada masa lalu demi yang namanya perjuangan atas nama kebenaran. Lho, apa relevansinya? Ini menjadi bukti karakter /integritas dan keberanian beliau dalam berkiprah. Slogan "mementingkan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi" tentu no problem bagi beliau.

4. Faham kondisi dan kendala perguruan tinggi karena memang beliau seorang guru besar di UNJ. Perguruan tinggi yang mandiri dan berkelas dunia, cukup dana untuk riset tetapi membantu kelas menengah-bawah untuk bisa kuliah adalah diantara tantangan masa depan.

5. Amat senang mandalami hal-hal yang religius. Dengan begitu, Tuhan adalah orientasi terutama beliau dan kejujuran adalah suatu keniscayaan. Kita tahu kejujuran boleh jadi merupakan barang mahal dan amat langka di republik terkasih ini. Apalagi dengan gelontoran anggaran pendidikan yang 20% pada APBN mulai tahun depan. Kita sangat perlu seorang figur yang berani dan jujur untuk meminimalisir kebocoran/penyimpangan penggunaan dana yang melimpah tersebut.

6. Menghargai keberagaman. "Siswa itu perlu menjadi muslim yang baik, katolik yang baik .......". Sepotong kalimat ini pernah beliau ucapkan suatu ketika sebagai gambaran pandangan beliau terhadap pluralitas. Indonesia yang ber-Bhineka Tunggal Ika, bagaimanapun, menyimpan potensi untuk konflik tetapi jika dikelola secara arif maka akan berbuah sinergi dan kolaborasi yang cantik. Dan itu mesti dimulai dari dunia pendidikan.

Sebagai insan, beliau pasti memiliki kekurangan. Tentu ini nanti menjadi tugas staf beliau untuk bahu membahu membantu dalam bekerja. Jikalau Pak Arief tak bersedia dicalonkan atau berhalangan? Ya, kriteria di atas bisa menjadi referensi untuk mencari figur yang lain agar belantara pendidikan Indonesia makin sukses .....

Bila Anda berminat lebih jauh membaca sedikit perjalanan hidup Pak Arief, silakan klik di sini.

11 September 2008

Karakteristik Mesjid dan Jamaah Shalatnya di Suriah


Mau tahu bagaimana gerang kondisi mesjid-mesjid di Suriah/Syria?

1. Lampu menaranya tampak hijau. Jadi tampak kompak semburat sinarnya tatkala dipeluk sang malam.
2. Imam shalat jum'atnya tetap. Mengapa? Agar topik khutbahnya berkesinambungan dan sang imam biasa meluangkan waktu setelah shalat jum'at untuk jamaah berkonsultasi.
3. Barisan/shaf ma'mum rapat sekali sehingga bahu ma'mum bisa bertemu (bandingkan dengan umumnya sajadah di mesjid-mesjid kita yang 'mengkondisikan' antar makmum cukup renggang).
4. Ada ruangan khusus untuk shalat fardhu lima waktu yang membedakannya dengan ruangan untuk shalat jum'at.
5. Tak ada kotak infaq menggelinding ketika khotib sedang khutbah jum'at sehingga tak mengganggu kekhusyuan jamaah menyimak khutbah.
6. Lazim saja kaum hawa ikut shalat jum'at. Pakaian shalatnya tak perlu pakai 'mukena', cukup dengan pakaian yang dikenakan karena memang mereka sehari-hari terbiasa berbusana muslimah.
7. Disediakan kursi untuk jamaah yang tak mampu berdiri lama/sakit, barisannya tetap menggabung dengan jamaah lainnya.
8. Ketika shalat terawih, jamaah yang biasa melaksanakan 8 raka'at akan mundur dari shaf jamaah dan akan berlanjut dengan shalat witir di rumahnya. Jamaah lainnya tetap melanjutkan hingga raka'at ke-20 plus 3 raka'at witir. Setiap mesjid seperti itu keadaannya, begitu tinggi toleransi antar madzhabnya.
9. Ketika qamat dikumandangkan oleh bilal, seketika itu pula jamaah shalat bergegas berbaris dalam shaf-shaf yang rapat tanpa harus menunggu bilal selesai qamat.

Catatan tambahan : orang Suriah biasa shalat fardhu di mana saja asal bersih (taman, pasar, trotoar, toko, dll) sehingga terkesan bahwa shalat itu mudah dan praktis.