12 Juni 2008

...... guru-guru baru .......


Barangkali Anda telah mulai melihat betapa profesi Guru secara perlahan telah dilirik. Lulusan SMA/MA/SMK mungkin saja melirik Guru sebagai bidang pekerjaan yang menjanjikan masa depan. Benarkah??

Adanya Undang-undang Guru dan Dosen, program Sertifikasi Guru dan tunjangan Guru (bila lulus sertifikasi dan tunjangan oleh pemda) merupakan sejumlah pemicu yang menyedot perhatian publik masa kini. Jika 'trend' ini terus menggulir bak bola salju maka perlu ditangkap oleh para pengambil keputusan di republik ini. Presiden, gubernur, dan walikota/bupati, (pasca pemilihan langsung) 'seharusnya' memasukkan agenda penanganan Guru secara sungguh-sungguh ....

Caranya? Buat aturan agar guru-guru baru, pengganti yang pensiun, harus memiliki IP lebih dari sama dengan 3,0; bisa berkomunikasi dalam Bahasa Inggris/bahasa asing lainnya; melek Teknologi Informasi dan Komunikasi dll ... dll ... selain persyaratan administrasi yang sudah lazim. Tambahan kriteria tersebut (silakan ditelaah lebih lanjut jenis dan kualitas kriterianya) semata-mata untuk memperoleh figur Guru yang mumpuni sebagaimana tuntutan undang-undang atau ketentuan turunannya.

Diharapkan, agar guru-guru yang diperoleh secara selektif ini (sejauh mungkin hindari titipan dan sogokan) akan mendidik murid secara kreatif, inovatif, dan penuh pengabdian. Kelak para siswa akan menjadi betul-betul terdidik dan tidak asal lulus. Kelak para guru yang hebat ini akan menjadi kepala sekolah dan para pejabat yang mengelola pendidikan baik di kota/kab, provinsi, atau tingkat pusat. Pada akhirnya pada 5 - 10 tahun mendatang akan secara gradual namun pasti akan lahir generasi yang menjadi harapan Indonesia masa depan. Kita tak akan cape lagi dengan tuntutan 20% APBN dan APBD untuk pendidikan (di luar gaji guru dan pelatihan kedinasan) karena 'para penggodoknya' sudah berjuang lebih dulu. Tak akan ada dana mubazir karena bingung dengan 'bejibunnya' dana pendidikan yang dialokasikan 30% dari APBD, karena 'para eksekutornya' sudah cerdas merencanakan program-program pendidikan yang pro rakyat dan visioner (tidak ..... pro segelintir koruptor!).

Mungkin saja nanti guru-guru ini akan ditarik oleh publik untuk menjadi presiden, gubernur, walikota/bupati, camat, dan lurah. Lalu ...... asal saja mereka bisa kuat godaan (tahta, harta, wanita), mereka akan menyetir Indonesia ini secara rasional dan terprogram secara matang. Berbarengan dengan itu kerja mereka akan didukung oleh para lulusan yang brilian (sikap, keterampilan, dan pengetahuannya) pada semua lini profesi sebagai hasil didikan para guru yang cakap tadi.

Lho, lantas bagaimana dengan peran profesi lainnya (pengusaha, tentara, dokter, birokrat, supir/pilot, polisi, pengacara, dsb....) saat ini?. Don't worry, semua bisa berbuat dengan prinsip : kurangi dosa dan perbanyak kebaikan untuk sesama. Toh seluruh profesi kan hasil didikan guru juga. So, jika gurunya bagus insya Allah para siswanya akan bagus. Yang penting selama jantung berdenyut mari tebarkan benih-benih kesejukan di arena umat dalam mensyukuri nikmat-Nya.

Guru-guru yang ada sekarang tak pelu berkecil hati karena Tuhan sungguh amat adil. Mari berbuat yang terbaik untuk siswa kita kendati diakui masih begitu banyak problematika di sekitar kita. Tulisan ini hanya bermaksud untuk menggugah kita agar serius ..... sekali lagi serius dengan pengangkatan guru-guru baru karena makin banyak peluang untuk itu. Semoga ....

3 komentar:

  1. Pak IP gak jamin seseorang itu berkualitas lebih, kalo menurut saya seleksi itu bukan dari nilai ijazah tapi harus test langsung bukan test tertulis juga

    BalasHapus
  2. Betul, setuju, IP bukan segalanya. IP hanya 'salah satu' parameter saja. Kita ingin guru yad itu IP-nya bagus (karena bagaimanapun dia harus mengusai materi/kompetensi yang akan dilatihkan/diajarkan/dipraktekkan kepada siswa), akhlaqnya mulia, santun dalam bersikap, senang berkolaborasi, amanah, jujur, terus belajar, dsb .... Trims atas komentarnya ya ....

    BalasHapus
  3. Mas Sis ('cah angon') tentang tes langsung (wawancara atau diuji bagaimana ybs mengajar di depan penguji) sama seperti usul teman saya dari SMKN 3 Palangka Raya. Masalahnya, jangan-jangan selama ini pas ada penerimaan jadi CPNS (guru) tak pernah diuji bagaimana ybs mengajar, apalagi 'mendidik'.....

    BalasHapus

Terbuka sekali untuk dikomentasi, terima kasih.