11 September 2008

Karakteristik Mesjid dan Jamaah Shalatnya di Suriah


Mau tahu bagaimana gerang kondisi mesjid-mesjid di Suriah/Syria?

1. Lampu menaranya tampak hijau. Jadi tampak kompak semburat sinarnya tatkala dipeluk sang malam.
2. Imam shalat jum'atnya tetap. Mengapa? Agar topik khutbahnya berkesinambungan dan sang imam biasa meluangkan waktu setelah shalat jum'at untuk jamaah berkonsultasi.
3. Barisan/shaf ma'mum rapat sekali sehingga bahu ma'mum bisa bertemu (bandingkan dengan umumnya sajadah di mesjid-mesjid kita yang 'mengkondisikan' antar makmum cukup renggang).
4. Ada ruangan khusus untuk shalat fardhu lima waktu yang membedakannya dengan ruangan untuk shalat jum'at.
5. Tak ada kotak infaq menggelinding ketika khotib sedang khutbah jum'at sehingga tak mengganggu kekhusyuan jamaah menyimak khutbah.
6. Lazim saja kaum hawa ikut shalat jum'at. Pakaian shalatnya tak perlu pakai 'mukena', cukup dengan pakaian yang dikenakan karena memang mereka sehari-hari terbiasa berbusana muslimah.
7. Disediakan kursi untuk jamaah yang tak mampu berdiri lama/sakit, barisannya tetap menggabung dengan jamaah lainnya.
8. Ketika shalat terawih, jamaah yang biasa melaksanakan 8 raka'at akan mundur dari shaf jamaah dan akan berlanjut dengan shalat witir di rumahnya. Jamaah lainnya tetap melanjutkan hingga raka'at ke-20 plus 3 raka'at witir. Setiap mesjid seperti itu keadaannya, begitu tinggi toleransi antar madzhabnya.
9. Ketika qamat dikumandangkan oleh bilal, seketika itu pula jamaah shalat bergegas berbaris dalam shaf-shaf yang rapat tanpa harus menunggu bilal selesai qamat.

Catatan tambahan : orang Suriah biasa shalat fardhu di mana saja asal bersih (taman, pasar, trotoar, toko, dll) sehingga terkesan bahwa shalat itu mudah dan praktis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terbuka sekali untuk dikomentasi, terima kasih.